SELAMAT DATANG

Selamat Datang dan terimakasih telah mengunjungi blog " Catatan Debora "
Tuhan Yesus memberkati anda.

Rabu, 01 September 2010

ISTRI YANG CAKAP



AMSAL 31:10
“Istri yang cakap siapakah yang akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata”.
Dalam ayat ini diketengahkan tentang istri yang cakap. Bd. Efesus 5:22,23. Istri dikiaskan dengan jemaat atau anak-anak Tuhan. Jadi kalau ada Firman Allah tentang perempuan atau laki-laki itu ditujukan kepada semua anak-anak Tuhan. Sebab dalam prinsip rohani tidak ada perbedaan atau gender. Laki-laki dan perempuan sama fungsinya atau sama berharganya di hadapan Tuhan. Keduanya adalah Gereja Tuhan. Namun istri atau wanita ada makna khusus.

I Samuel 25:2-40. Dalam perikop ini ada kisah suami-istri. Sang suami bernama Nabal yang artinya bebal alias bodoh, dan bandel, dursila alias jahat kelakuannya (ay 25-27). Sedangkan sang istri bernama Abigail yang bermakna “bapa sukacita” (bhs. Inggris = father of joy). Abigail juga berarti exultation(kegirangan, kegembiraan). Alkitab berkata bahwa Abigail adalah seorang istri yang cantik dan bijak (ay 3).

Abigail juga adalah seorang yang takut akan Tuhan (ay 28,29,30,31). Meskipun suaminya bebal, jahat kelakuannya, tetapi Abigail tidak menceraikan Nabal. Zaman modern ini banyak sekali suami istri yang bercerai. Tetapi dalam I Korintus 7:27 dituliskan tentang prinsip-prinsip perkawinan yang tidak boleh bercerai. Paulus berkata “jangan ada sedikitpun usaha perceraian”. Suami istri yang takut akan Tuhan tidak boleh bercerai walaupun suami atau istri bebal, kasar, jahat. Gereja tidak merekomendasikan orang bercerai. I Korintus 7:39. Kalau di rumah tangga suami istri ada masalah, minta Tuhan campur tangan menyelesaikannya. Kalau ada suami atau istri yang tidak beres hubungannya minta mujizat Tuhan supaya yang tidak beres itu Tuhan ubahkan. Abigail bertahan sebagai istri di tengah-tengah kedursilaan suaminya. Dia tetap tunaikan tugas istri dengan bijak walaupun suaminya tidak beres.

Di Karmel, Nabal yang kaya raya tetapi pelit itu mempunyai tiga ribu ekor domba dan seribu ekor kambing, terserak sampai ke padang gurung Paran, di mana Daud dan dan pasukannya bersembunyi dari kejaran raja Saul. Walaupun Daud dan pasukannya dalam kondisi sulit serta kekurangan makanan, mereka tidak pernah mengambil ternak Nabal, melainkan menjaganya.

Ketika Nabal menggunting bulu domba dekat pengungsian Daud, Daud mengirim utusan kepada Nabal untuk menyampaikan ucapan selamat dan meminta bantuan makanan. Nabal melecehkan permohonan Daud bahkan menghinanya. Sikap angkuh Nabal disampaikan pada Daud yang kemudian marah dan menyiapkan pasukannya untuk membunuh Nabal beserta seisi rumahnya. Tetapi peristiwa itu diinformasikan kepada Abigail istri Nabal, yang langsung mengambil prakarsa / inisiatif penyelamatan dari amukan Daud. Dia mengerahkan pelayan-pelayan menyediakan ratusan kue, mengolah lima domba yang tambun, menyiapkan gandum dan dua buyung anggur, lalu dibawa kepada Daud. Kepada Daud, Abigail sujud dan memohon ampun atas suaminya yang bebal dan jahat kelakukannya. Abigail seorang wanita yang bijak yang mengambil prakarsa untuk keselamatan keluarganya. Abigail merendahkan diri, rela berkoban, rela mengambil risiko. Abigail berkarakter baik dan percaya kepada Tuhan.

Kita semua hidup dalam masyarakat yang majemuk dan berbeda-beda latar belakang. Apakah dalam keluarga, dalam perkerabatan, di tempat pekerjaan, dalam pergaulan. Kadang kala di keluarga, suami belum ikut Tuhan istri sudah. Ada yang istri sudah percaya, suami belum. Ada yang orangtuanya anak Tuhan, tetapi anak-anak belum. Di komunitas kita ada yang sudah percaya Yesus ada yang belum. Oleh sebab itu kita harus menjadi gereja yang bijak, yang cakap, yang arif, yang bisa mengambil keputusan-keputusan cepat untuk keselamatan, untuk perlindungan keluarga dan lingkungan kita. Abigail cakap mengambil keputusan untuk menyelamatkan seisi rumahnya termasuk dirinya. Dia tahu suaminya bebal, berkelakuan jahat, tidak mau berkorban, tetapi dia berani ambil resiko mengambil alih keputusan di saat yang kritis.

Sekarang ini untuk keselamatan kita tidak perlu mengambil resiko berkorban, karena Tuhan Yesus sudah berkorban untuk kita dengan membayar tunai di salib Golgota. Tetapi keselamatan harus dipertahankan, harus dikerjakan, kalau tidak keselamatan itu bisa hilang. Filipi 2:11-12,14. Waktu kita kerjakan keselamatan, Allah bekerja dalam kita dengan memberikan kemauan kepada kita. Kemauan itu penting sekali ; kemauan untuk beribadah, berkorban, dlsb. Dalam bekerja memelihara keselamatan kita tidak boleh bersungut-sungut. Filipi 2:14.

Setelah Abigail minta maaf untuk kelakuan suaminya, Daud memaafkannya. Abigail berhasil menyadarkan Daud, yang tadinya ingin membunuh seisi rumah Nabal padahal sebenarnya hanya Nabal seorang diri yang bersalah. Daud sadar dan berubah sikap. Gereja harus bisa bersaksi tentang hal-hal yang mendamaikan, yang membawa ketenangan, yang membawa rekonsiliasi.

Kisah tentang Abigail, seorang wanita yang bertanggungjawab, yang cakap, yang berani ambil risiko, yang rela berkorban, adalah sifat-sifat yang patut dimiliki semua anak-anak Tuhan. Amsal berkata bahwa istri yang cakap lebih berharga dari permata. Nilai kita sebagai anak Tuhan tidak bisa diukur dengan kemuliaan-kemuliaan duniawi, dengan logam-logam mulia duniawi. Istri yang cakap adalah istri yang mempunyai Tuhan Yesus. (Amsal 31:30). Istri yang takut akan Tuhan akan dipuji-puji. Bd. I Samuel 25:32-33. Oleh sebab itu hari-hari ini gereja Tuhan harus bijaksana.

“Karena itu perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif” Efesus 5:15

“Hiduplah penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada”. Kolose 4:5.

peduligereja.com
Diambil dari : www.charismaindonesia.com