Sent to you by Debora via Google Reader:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." (Matius 7:7)
Seorang teman yang sedang mengalami masalah finansial bertanya kepada saya, "Bolehkah saya menceritakan masalah finansial saya kepada orang lain?" Saya percaya banyak umat Tuhan yang juga memiliki pertanyaan ini.
Ada dua pendapat ekstrem yang berkaitan dengan menceritakan masalah (termasuk di dalamnya masalah finansial) kepada orang lain. Satu pendapat menyatakan bahwa kita harus menceritakan semua masalah finansial kita kepada semua orang. Pendapat ini didasarkan pada anggapan bahwa kita tidak akan pernah tahu siapa yang akan dipakai oleh Tuhan untuk menolong kita.
Sebaliknya, pendapat kedua menyatakan bahwa kita tidak boleh menceritakan masalah finansial kita kepada orang lain. Kita hanya boleh menceritakan masalah tersebut kepada Tuhan. Ketika kita menceritakan masalah finansial kita kepada seseorang berarti kita tidak mengandalkan Tuhan untuk menyelesaikan masalah kita.
Paling tidak, ada enam hal yang harus kita perhatikan ketika menceritakan masalah finansial kepada orang lain.
1. Meminta pertolongan kepada orang lain bukan kesalahan
Bolehkah kita meminta tolong? Tentu saja boleh. Tidak semua orang mengerti apakah kita membutuhkan pertolongan jika kita tidak memberikan informasi. Jangan memiliki anggapan bahwa Tuhan melarang kita untuk menceritakan masalah yang kita hadapi kepada sesama kita. Tuhan bisa membuat mukjizat untuk menolong kita. Namun, Dia juga menolong kita melalui orang lain. "Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus." (Gal. 6:2)
2. Memiliki hati yang benar
Ketika kita meminta pertolongan kepada orang lain, kita harus memastikan bahwa kita memiliki hati yang benar. Tidak ada maksud untuk memanipulasi atau membuat orang lain berbelaskasihan kepada kita. Motivasi harus dijaga supaya kita tidak mengalihkan masalah kepada orang lain. Diri kita adalah penanggung jawab utama dari masalah yang kita hadapi.
3. Menemukan orang yang tepat
Kita harus mencari orang yang pantas untuk mendengarkan masalah finansial kita. Jangan sampai kita menceritakannya kepada orang yang tidak bisa dipercaya, yang dengan mudah akan membicarakan masalah kita kepada semua orang. Kita juga harus memastikan bahwa orang tersebut sudah pernah berhasil dari persoalan yang sama dengan yang kita hadapi.
4. Mengetahui cara bercerita yang tepat
Paling tidak, ada dua cara yang kita lakukan untuk bercerita. Pertama, secara tidak langsung. Kita bercerita dengan mencoba membuat orang lain mengerti maksud kita tanpa langsung menceritakan inti permasalahan yang sedang kita hadapi. Cara yang kedua adalah menceritakan langsung. Cara ini menghemat waktu dan saya senang menggunakannya.
5. Mengetahui saat dan tempat yang tepat
Sebelum bercerita, kita harus mempelajari terlebih dahulu kondisi orang tersebut. Apakah dia siap mendengarkan kita? Carilah waktu dan tempat yang tepat untuk menceritakan masalah kita.
6. Memiliki respon yang tepat
Jika kita mendapatkan respon atau bentuk pertolongan yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, pandangan kita terhadap orang tersebut tetap baik. Setelah memastikan hal-hal di atas, kita bisa mendapatkan pertolongan dari Tuhan melalui sesama kita ketika menceritakan masalah finansial kita kepada orang yang tepat, dengan cara yang tepat, pada saat dan waktu yang tepat. Amin!
YESUS KRISTUS mengasihi Anda..
(Sumber: Benny Santosa, S.T., M.com)
Things you can do from here:
- Subscribe to Catatan Facebook Sinar Viktori Gemilang using Google Reader
- Get started using Google Reader to easily keep up with all your favorite sites