Lukas 12:57 Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas daripada hal mengambil keputusan. Apa yang saya perbuat pada saat ini bahkan apa yang saya tulis pada saat ini adalah sebuah keputusan. Saat ini saya memutuskan untuk membuat tulisan renungan kristen. Dan jika saudara kebetulan membaca tulisan ini, itu juga merupakan keputusan. Saudara memutuskan untuk membaca apa yang saya tulis ini.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas daripada hal mengambil keputusan. Apa yang saya perbuat pada saat ini bahkan apa yang saya tulis pada saat ini adalah sebuah keputusan. Saat ini saya memutuskan untuk membuat tulisan renungan kristen. Dan jika saudara kebetulan membaca tulisan ini, itu juga merupakan keputusan. Saudara memutuskan untuk membaca apa yang saya tulis ini.
Dalam banyak hal terutama dalam hal-hal keduniawian, manusia sering berani mengambil keputusan sendiri tanpa harus ikut-ikut orang lain bahkan terkadang keputusan itu cenderung kontroversial. Ada orang yang berani mengambil keputusan meninggalkan agama dan keluarganya karena cinta. Ada pula yang berani mengambil keputusan melakukan pembunuhan karena amarah dan benci. Ada pula yang berani mengambil keputusan untuk merokok agar kelihatan jantan demikian juga halnya ada yang berani mengambil keputusan hidup dalam pergaulan bebas.
Kita tahu bahwa keputusan-keputusan tersebut adalah keputusan yang salah dan akan mendapat banyak pertentangan namun banyak pula orang yang tidak takut dan tidak segan-segan dalam hal keputusannya tersebut. Namun sebaliknya, dalam hal mengambil keputusan tentang kebenaran sejati yaitu kebenaran Kristus banyak orang yang takut dan lihat-lihat orang lain. Ada orang yang tidak berani ikut Tuhan sungguh-sungguh karena takut akan keluarga. Mereka takut disingkirkan dari tengah-tengah keluarga karena memiliki iman yang berbeda. Mungkin keluarganya hanya Kristen yang biasa-biasa saja dan akan merasa aneh jika ada anggota keluarga yang menjadi Kristen yang sungguh-sungguh. Tentang hal ini Tuhan Yesus pernah mengingatkan bahwa jika kita lebih mengasihi keluarganya lebih dari mengasihi Tuhan maka kita tidak layak bagi-Nya. Itu dapat kita temukan pada ayat dibawah:
Matius 10:37 Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Perlu kita perjelas bahwa mengambil keputusan lebih memilih mengasihi Tuhan bukan berarti kita kehilangan kasih dan tidak memperhatikan lagi anggota keluarga kita yang lainnya. Tugas kita justru lebih berat karena kita harus lebih banyak melayani dan berdoa lagi bagi mereka agar menjadi pengikut Tuhan yang sungguh-sungguh pula.
Ada orang yang tidak berani mengambil keputusan memilih ikut Tuhan sungguh-sungguh karena takut di nilai sok alim. Mereka malu di ejek dan di olok-olok. Harga diri mereka lebih tinggi daripada kasihnya kepada Tuhan. Tuhan pernah berkata barang siapa malu karena Tuhan maka Tuhanpun akan malu karena dia. Itu kita temukan pada ayat dibawah:
Lukas 9:26 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Anak Manusia juga akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan-Nya dan dalam kemuliaan Bapa dan malaikat-malaikat kudus.
Jadi saudara, setelah melihat contoh-contoh diatas, apa keputusan saudara? Apakah saudara berani mengambil keputusan untuk hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan? Ingat, waktunya sudah dekat dan sudah saatnya mengambil keputusan. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin