Semua kita mungkin pernah mendengar namanya mungkin juga tidak, tapi yang pasti kita pernah menyanyikan hymn dari John Newton. Salah satu hymn favorit yang sering kita nyanyikan adalah, "Amazing Grace How Sweet The Sound - That Saved A Wretch Like Me!"
Mungkin jarang yang tahu kalau lagu tersebut merupakan cerita tentang John Newton sendiri. Dia dibesarkan oleh ibu yang takut akan TUHAN, yang berdoa untuk dia sepanjang hidupnya.
Setelah dewasa John bergabung dengan perdagangan budak, menjual budak dari Africa ke Inggris. Dia jatuh ke dalam kehidupan yang liar, sering berkelahi dan mabuk-mabukan. Kehidupannya pada saat itu diakuinya sendiri kalau ia adalah ‘budaknya budak'. Tugas terakhir yang diembannya sebagai penjual budak adalah mencari beberapa budak yang melarikan diri dari pantai Afrika. Akibatnya ia harus mengalami sengsara dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.
Satu kali dalam perjalanan kapal kembali ke Inggris, di tengah badai Atlantik ia mengalami ketakutan. John Newton saat itu takut mati! Yang dia ingat saat itu adalah doa ibunya. Karena itulah John Newton mengakui dosa-dosanya dan datang pada Kristus.
Salah satu hymn-nya yang terkenal dan merupakan kesaksian dirinya ia ciptakan pada saat itu:
In evil long I took delight, unawed by shame or fear,
Aku hidup dalam kenikmatan duniawi cukup lama, tanpa rasa malu ataupun takut
Until a new object met my sight, and stopped my wild career.
Sampai suatu penglihatan datang padaku, dan aku menghentikan keliaranku.
I saw One hanging on a tree in agony and blood,
Aku melihat DIA terpaku di salib penuh sengsara dan berdarah,
Who fixed his languid eyes on me as near his cross
Dia menatapku dengan pandangan yang dalam saat aku berada di dekat salibNya
I stood Sure, never till my latest breath shall I forget that look.
Dengan yakin kuberdiri, sampai nafas terakhirku tidak akan kulupakan penglihatan itu.
It seemed to charge me with his death, though not a word he spoke.
Aku seperti terbebani dengan kematianNya, meskipun tidak sepatah katapun IA ucapkan.
A second look he gave, which said, "I freely all forgive;
Kedua kalinya IA memandang, sambil berkata, "AKU telah memaafkan semuanya;
My blood was for thy ransom paid, I died that thou mayest live."
Darahku telah lunas menebusnya, AKU mati supaya kamu hidup."
Dan dia hidup! Dia menjadi salah satu orang Kristen terbesar di Inggris, penulis dari banyak hymn yang bertujuan menunjukan sukacita, kebahagiaan hidupnya setelah menemukan Yesus Kristus.
Hal yang sama akan berlaku bagi kita jika kita mau memperoleh kebahagiaan sejati. Kasih Karunia atau Anugerah dari Tuhan Yesus tetap berlaku bagi hidupmu.
Mungkin jarang yang tahu kalau lagu tersebut merupakan cerita tentang John Newton sendiri. Dia dibesarkan oleh ibu yang takut akan TUHAN, yang berdoa untuk dia sepanjang hidupnya.
Setelah dewasa John bergabung dengan perdagangan budak, menjual budak dari Africa ke Inggris. Dia jatuh ke dalam kehidupan yang liar, sering berkelahi dan mabuk-mabukan. Kehidupannya pada saat itu diakuinya sendiri kalau ia adalah ‘budaknya budak'. Tugas terakhir yang diembannya sebagai penjual budak adalah mencari beberapa budak yang melarikan diri dari pantai Afrika. Akibatnya ia harus mengalami sengsara dan menjalani kehidupan yang sangat sulit.
Satu kali dalam perjalanan kapal kembali ke Inggris, di tengah badai Atlantik ia mengalami ketakutan. John Newton saat itu takut mati! Yang dia ingat saat itu adalah doa ibunya. Karena itulah John Newton mengakui dosa-dosanya dan datang pada Kristus.
Salah satu hymn-nya yang terkenal dan merupakan kesaksian dirinya ia ciptakan pada saat itu:
In evil long I took delight, unawed by shame or fear,
Aku hidup dalam kenikmatan duniawi cukup lama, tanpa rasa malu ataupun takut
Until a new object met my sight, and stopped my wild career.
Sampai suatu penglihatan datang padaku, dan aku menghentikan keliaranku.
I saw One hanging on a tree in agony and blood,
Aku melihat DIA terpaku di salib penuh sengsara dan berdarah,
Who fixed his languid eyes on me as near his cross
Dia menatapku dengan pandangan yang dalam saat aku berada di dekat salibNya
I stood Sure, never till my latest breath shall I forget that look.
Dengan yakin kuberdiri, sampai nafas terakhirku tidak akan kulupakan penglihatan itu.
It seemed to charge me with his death, though not a word he spoke.
Aku seperti terbebani dengan kematianNya, meskipun tidak sepatah katapun IA ucapkan.
A second look he gave, which said, "I freely all forgive;
Kedua kalinya IA memandang, sambil berkata, "AKU telah memaafkan semuanya;
My blood was for thy ransom paid, I died that thou mayest live."
Darahku telah lunas menebusnya, AKU mati supaya kamu hidup."
Dan dia hidup! Dia menjadi salah satu orang Kristen terbesar di Inggris, penulis dari banyak hymn yang bertujuan menunjukan sukacita, kebahagiaan hidupnya setelah menemukan Yesus Kristus.
Hal yang sama akan berlaku bagi kita jika kita mau memperoleh kebahagiaan sejati. Kasih Karunia atau Anugerah dari Tuhan Yesus tetap berlaku bagi hidupmu.
sumber: fb-Enli