SELAMAT DATANG

Selamat Datang dan terimakasih telah mengunjungi blog " Catatan Debora "
Tuhan Yesus memberkati anda.

Selasa, 12 Oktober 2010

Uang Mudah

 
 

Sent to you by Debora via Google Reader:

 
 

via Catatan Facebook Sinar Viktori Gemilang by Sinar Viktori Gemilang on 10/11/10

"Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya." (Matius 25:29)

 

Mengapa uang yang mudah diperoleh biasanya (baca: selalu) akan cepat habis? Seorang teman menanyakan ini kepada saya. Pertanyaan ini saya jawab dengan mengaitkannya pada mental accounting .

 

 

Sumber dari uang yang kita terima ternyata akan mempengaruhi cara kita menggunakannya. Contohnya begini: Di dalam pikiran kita seringkali sudah terbentuk paradigma bahwa pengeluaran rutin seperti membayar tagihan listrik, telepon, dan sebagainya, seharusnya berasal dari pendapatan regular. Sedangkan, ketika misalnya kita menerima uang dari teman sebagai hadiah ulang tahun, sekalipun ia tidak menyarankan secara spesifik penggunaan uang tersebut, kita menganggap uang tersebut haruslah kita gunakan untuk "menyenangkan" diri seperti makan di luar, membeli baju baru, dan sejenisnya. Rasanya akan sangat tidak enak kalau kita memakai uang itu untuk membayar pengeluaran rutin.

 

Kenyataannya, karena merasa tidak bersusah payah mendapatkannya, banyak orang yang menerima uang dari hadiah (lotere, undian, dan sebagainya), merasa lebih mudah dan bebas (tidak perlu bertanggung jawab) untuk menggunakan uang tersebut.

 

Sepasang suami istri berlibur di sebuah kasino. Ketika sang istri sedang beristirahat, suami ini ingin mencoba peruntungannya di kasino. Ia membatasi diri dengan hanya membawa uang sebesar lima puluh ribu rupiah. Rupanya, ia tidak ingin kehilangan uang lebih dari jumlah tersebut. Di suatu permainan, ia memasang seluruh uang tersebut. Keberuntungan ternyata berpihak padanya. Dari permainan tersebut, ia mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu rupiah. Ia kembali memasang uang tersebut, dan ternyata ia menang sehingga uangnya menjadi lima juta rupiah. Merasa dinaungi keberuntungan, ia pun memasang semua uangnya dan, luar biasa, ia kembali menang sehingga total uangnya kini lima puluh juta rupiah.

 

Setelah menang tiga kali berturut-turut, banyak orang yang menyarankan untuk berhenti. Namun karena merasa sedang beruntung, ia kembali mempertaruhkan semua uang yang dimiliki. Ternyata, ia memang tetap menang. Kini jumlah uangnya adalah lima ratus juta rupiah. Ketika sudah menang empat kali berturut-turut, banyak orang berkumpul di sekelilingnya. Mereka ingin menonton ia mempertaruhkan uangnya kembali. Beberapa orang masih memintanya berhenti. Tetapi, ia tetap mempertaruhkan seluruh uangnya dan menang. Uangnya sekarang 5 miliar rupiah. Banyak orang bertepuk tangan dan menyalaminya.

 

Orang ini berpikir untuk bermain sekali lagi dan kemudian kembali ke istrinya. Beberapa orang menyarankannya untuk tidak mempertaruhkan seluruhnya, tetapi ia tidak peduli. Dengan penuh percaya diri, ia menunggu hasil taruhannya. Apa yang terjadi? Ia kalah. Dia baru saja kalah 5 miliar rupiah. Setelah kalah, ia kembali ke kamar menemui istrinya yang langsung bertanya, "Berapa banyak kamu kalah?" Orang ini menjawab, "Tidak banyak, hanya lima puluh ribu rupiah."

 

Awalnya, ia memang hanya membawa lima puluh ribu rupiah, tetapi sesungguhnya ia sudah mendapatkan uang sebesar lima miliar rupiah. Mental accounting yang dimilikinya membuat ia berpikir bahwa ketika mempertaruhkan uang sebesar lima miliar rupiah, uang miliknya sendiri hanya lima puluh ribu rupiah, sedangkan sisanya bukanlah miliknya.

 

Kenyataan yang seperti ini menyebabkan banyak orang tidak siap menerima berkat melimpah dari Tuhan. Seringkali, karena menganggap itu sebagai 'uang mudah', dengan mudah pula digunakan untuk membeli barang, atau untuk investasi yang memiliki risiko tinggi.

 

Jika kita memiliki pemikiran yang benar, saya percaya ketika Tuhan memberi 'uang mudah' kepada kita, kita akan tetap menggunakannya demi kemuliaan nama Tuhan dengan penuh tanggung jawab. Amin.

 

 

YESUS KRISTUS mengasihi Anda..

 

 

 

 

 

 

(Sumber: Benny Santosa, S.T. M.com)



 
 

Things you can do from here: