Baca: Efesus 6:5–9
Alkitab dalam setahun: 2 Raja-raja 6–8
Integritas seorang karyawan yang diajarkan oleh Rasul Paulus sangat bisa kita aplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Sejak awal manusia diciptakan, Allah memberikan bumi yang masih harus diteruskan, diusahakan dan dikuasai (Kej. 1:27). Artinya Ia ingin dunia ini dikembangkan secara maksimal.
Integritas sebagai karyawan adalah bekerja dengan takut dan gentar; dengan tulus dan ikhlas, tanpa melihat apakah atasan kita secara fisik berada bersama kita atau tidak. Di ay. 9, dijelaskan sebaliknya bagaimana bersikap sebagai seorang pimpinan. Jadi dalam pekerjaan kita, ingat bahwa kita sedang melayani Tuhan.
Di sinilah letak kekuatan kita sebagai anak Tuhan. Sebagai anak Tuhan kita harus berintegritas untuk tidak dibeli oleh Iblis dengan filosofinya yang jahat. Waspadalah sebab manakala kita melepas tanggung jawab kita sesuai pesan Paulus dan menggantinya dengan konsep bahwa melayani Tuhan hanya di gereja saja melalui kegiatan agamawi—dan alhasil kita akan dibuat Tuhan berhasil dalam pekerjaan kita—berarti Iblis berhasil membeli kita.
Tak hendak renungan ini melemahkan arti doa, puasa dan pelayanan lainnya, namun harus kita ingat bahwa anak Tuhan semestinya menjalankan sebuah standar integritas dalam segala pekerjaan. Dapat dibayangkan, kalau banyak orang Kristen di tanah air kita mengerti Firman Tuhan ini, maka kita akan mendengar anak Tuhan di Indonesia yang mampu menemukan metode pemanfaatan sampah menjadi energi, robot pengatur lalu lintas, dan banyak karya lainnya yang didasarkan pada filosofi bahwa kita mengerjakannya untuk Tuhan (1 Kor. 10:31).
Allah telah memberi kodrat sebagai pekerja kepada manusia (man is a worker by nature). Manusia memiliki sifat seperti Allah yaitu bekerja. Allah mencipta, kita mencipta. Allah mengagumi ciptaan-Nya (Kej. 1:31), kita pun selalu mengagumi karya cipta kita. Integritas kita sebagai pekerja hari ini akan kita teruskan di surga.
Jangan bekerja karena upah atau penghargaan manusia, melainkan bekerjalah karena kita ingin melakukan kehendak Tuhan dan memuaskan-Nya. Jika kita mengasihi Tuhan, kita menjadi orang yang sangat bertanggung jawab di pekerjaan, dan menjadi teladan. Orang akan melihat kita serta bertanya, “Ada apa dengan orang itu? Mengapa dia produktif sekali?” Di sanalah penginjilan yang sejati, tatkala kita menjadi surat yang terbuka; orang melihat Kristus saat melihat hidup kita. Selamat melayani Tuhan dalam pekerjaan sehari-hari, sebab di surga kita akan bekerja untuk kembali memaksimalkan langit dan bumi baru yang disediakan Tuhan.
Sesuai dengan kodrat kita sebagai pekerja, kita harus bekerja dengan penuh integritas.
sumber: http://truth-media.com