Sebelum Anda menjawab pertanyaan di atas, izinkan saya membagi kisah yang tanpa sadar pernah saya lakukan berikut ini:
Saya bangun di pagi hari, mengemil sekeping biskuit, dan dilanjutkan dengan rutinitas terburu-buru untuk berangkat bekerja. Saya tidak sarapan, namun sempat menyambar separuh biskuit sambil berangkat. Setelah tiba di kantor, bukannya meminum segelas susu, saya malah meneguk teh basi yang sudah dua hari tergeletak di kantor. Saya kemudian memulai pekerjaan dengan perasaan sedikit tidak enak di perut, tapi saya menjalankan juga pekerjaan saya hari itu.
Berbagai masalah pekerjaan, teman kantor yang menurut saya tidak bekerja sama, atasan yang menuntut, semua itu mulai membuat saya jengkel. Tenang saja, sebentar lagi saatnya makan siang, saya menghibur diri saya sendiri. Lalu jam istirahat pun tiba, tapi bukannya makan sepiring penuh nasi dan laukpauk, saya cuma sempat makan satu keping (lagi-lagi) biskuit yang cuma butuh waktu kurang dari satu menit. Waktu istirahat selebihnya? Saya gunakan untuk makan (lagi-lagi) roti basi dari tiga hari lalu. Perut saya pun makin tidak enak rasanya.
Saat mulai bekerja kembali, berbagai masalah yang datang membuat saya makin kesal. Kepala saya pusing karena tidak diisi makanan yang benar, tubuh saya lemas dan rasanya saya mau pingsan. Untunglah saya bisa bertahan, saya pulang ke rumah dan makan setangkup roti isi cokelat, satu keping biskuit sebelum tidur, lalu memulai hari yang sama keesokan harinya. Setiap hari.
Apa Anda tidak jadi sakit karenanya? Mungkin Anda bertanya seperti itu. Oh, ya, saya jadi orang yang sangat lemah, penuh dengan berbagai penyakit, dan sering tiba-tiba jatuh pingsan. Tapi saya tidak sampai meninggal, karena saya selalu makan sepiring nasi dan laukpauknya setiap hari minggu. Lumayan, makanan porsi lengkap itu membuat saya penuh energi setidaknya sampai senin sore. Lagipula, saya kan makan biskuit empat keping setiap hari. Namun, terkadang ada juga waktu-waktu di mana saya tidak makan nasi sama sekali selama dua atau tiga minggu. Kenapa? Mungkin Anda bertanya. Ya, karena hidangan yang ada tidak memenuhi selera saya. Jadi saya cuma mengendus hidangan panas itu, mengangkat bahu, lalu memilih untuk bermain saja dengan handphone saya, atau lebih parah, memilih mencari makanan basi lagi.
“Apa Anda gila?” Itu mungkin pertanyaan Anda pada saya. Untuk bisa hidup sehat, manusia harus makan tiga kali sehari, minum delapan gelas air, dan jangan pernah sekali-kali makan makanan basi! Itu membuat tubuh sakit!
Ya, itu benar sekali. Siapa yang mau makan makanan basi? Siapa yang mau memasukkan hal-hal yang merusak ke dalam tubuhnya? Tapi, sahabatku terkasih, itulah yang kita lakukan setiap hari kan? Anda mungkin sudah tahu sekarang bahwa saya bukan membicarakan tubuh fisik, tapi tubuh rohani kita. Gantilah setiap kata tertentu pada kisah di atas seperti berikut:
Satu keping biskuit ganti satu keping doa (doa pagi, doa makan, doa malam).
Segelas susu ganti pujian pada Tuhan.
Teh basi ganti gosip.
Roti basi ganti hal-hal yang bisa merusak tubuh rohani Anda (kebencian, kemarahan, iri hati, keserakahan, kesombongan, dendam..).
Setangkup roti ganti saat teduh.
Satu porsi makanan lengkap ganti kebaktian di gereja.
Tidak selera makan ganti tidak selera mendengarkan khotbah.
Bolehkan saya mengajukan pertanyaan ini pada Anda dan pada diri saya sendiri?Tidak tahukah kita bahwa untuk bisa hidup sehat, manusia harus makan tTiga kali sehari, minum delapan gelas air, dan jangan pernah. Sekali-kali makan makanan basi? Makanan basi membuat tubuh sakit. Baik, okay, kita tidak mungkin mengadakan kebaktian tiga kali sehari seperti tubuh fisik kita diberi makan nasi tiga kali sehari (oh, betapa irinya tubuh rohani kita pada tubuh fisik kita). Tapi marilah kita ubah kebiasaan kita.
Pagi hari, setelah berdoa, marilah kita melakukan saat teduh. Lalu kenapa tidak dengan sedikit memuji Tuhan? Saat tiba di kantor atau kampus, jangan bergosip dengan teman (buat apa kita minum teh basi?), sebaliknya, basahilah jiwa Anda yang kekeringan dengan air segar. Angkatlah pujian untuk Tuhan dari hati Anda. Biar jiwalah Anda memuji-muji Tuhan. Lalu bagaimana dengan doa yang katanya adalah nafas hidup orang Kristen? Jika doa adalah nafas, seharusnya kita tidak berhenti berdoa walau satu detikpun bukan?
Yakinlah saya tidak menyarankan agar kita melipat tangan dan memejamkan mata untuk berdoa sementara pekerjaan kita menumpuk dan dosen Anda memelototi Anda. Tidak. Tapi doa adalah percakapan dengan Tuhan. Dan kita bisa bercakap-cakap dengan Tuhan kapan saja. Ia tidak begitu sibuk seperti kita manusia, yang tidak punya waktu untuk mengangkat telepon genggam kita dan menelepon Tuhan. Tanyakanlah pendapat Nya saat Anda akan mengambil keputusan. Mintalah tolong pada Nya saat ada masalah (bahkan sekecil apapun) dalam keseharian Anda. Ya, libatkanlah Ia dalam kegiatan Anda, dan Anda akan sangat heran melihat keajaiban demi keajaiban yang terjadi. Itu akan jadi rahasia kecil antara Anda dan Tuhan. Pengalaman pribadi yang membuat Anda bertumbuh. Ya, jiwa kita bukan saja akan hidup, tapi juga tumbuh. Dan jika sudah tumbuh, melebatkan daun-daunnya yang lebar dan subur, bukankah kita juga akan berbuah? Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, .. buah-buah roh yang Tuhan rindu untuk kita hasilkan. Bukan untuk diri Nya, tapi untuk diri kita sendiri. Jika kita punya kasih, sukacita, damai sejahtera dalam hidup kita, menurut Anda siapa yang akan diuntungkan, Tuhan, atau diri kita?
Oh, minumlah Air Hidup yang Ia sediakan, makanlah Roti Hidup yang Ia hidangkan. Anda hanya tinggal melakukan tindakan mengambilnya serta memakan dan meminumnya, lalu rasakan tubuh rohani Anda menggeliat hidup. Jangan biarkan tubuh rohani kita kehausan, kekeringan, pingsan, bahkan sekarat. Apa yang selama ini kita lakukan dengan tubuh fisik kita, lakukan hal yang persis sama dengan tubuh rohani kita. Rawat tubuh rohani kita seperti kita merawat tubuh fisik kita. Luangkan waktu untuk tubuh rohani kita seperti kita meluangkan waktu untuk tubuh fisik kita.
Anda makan tiga kali sehari? Berilah tubuh rohani Anda makanan tiga kali sehari. Anda bisa membaca Firman Tuhan. Ia adalah Roti Hidup.
Anda minum air putih delapan gelas sehari? Berilah tubuh rohani Anda minum juga sebanyak itu. Jiwa Anda bisa memuji dan menyembah Tuhan.
Anda bernapas setiap detik, bahkan tanpa Anda sadari? Berilah juga tubuh rohani Anda napas yang sama setiap detik. Berdoalah pada Tuhan, bercakap-cakaplah dengan Nya, sehingga tanpa Anda sadari, Anda akan sampai pada titik di mana pribadi Anda dan pribadi Nya bersatu.
Anda mengistirahatkan tubuh fisik Anda yang kelelahan? Berilah juga istirahat yang sama untuk tubuh rohani Anda. Menjauhlah dari keramaian dunia, menyepilah bersama Tuhan, dan istirahatkan jiwa Anda.
Itu beberapa dari kebutuhan dasar untuk bertahan hidup.
Oh, tapi saya orang yang suka menjaga bentuk tubuh fisik yang indah, Anda bilang. Saya senang olahraga dan berenang. Tidak masalah, berilah waktu yang sama untuk tubuh rohani Anda. Seperti Anda melatih tubuh fisik Anda untuk berolahraga, latihlah juga tubuh rohani Anda untuk beribadah. Jiwa Anda akan sehat dan aliran darah dalam tubuh rohani Anda akan lancar.
Lalu Anda suka minum vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh? Ya, berilah tubuh rohani Anda juga vitamin. Bacalah buku-buku rohani, dengarkanlah lagu-lagu pujian, siramilah jiwa Anda dengan vitamin-vitamin.
Anda juga suka makanan basi? Minum racun? Oh, tidak? Maafkan saya jika salah mendengar. Jika Anda tidak suka makanan basi dan minum racun, jangan juga berikan hal yang sama untuk tubuh rohani Anda. Jangan biarkan iri hati merusak Anda, jangan biarkan api dendam membakar Anda. Lepaskan titel tinggi hati Anda, jangan membenci teman Anda, jangan membentak saudara Anda, ayah atau ibu Anda. Jangan marah jika ada yang memotong jalan Anda saat sedang berkendaraan. Jangan pelihara pikiran kotor, jauhkan pergaulan yang tidak sehat. Jangan menjelekkan orang lain. Apa kebiasaan Anda adalah minum oli atau bensin? Jika ya, Anda boleh saja merusak tubuh rohani Anda dengan pornografi, minuman keras, rokok, obat terlarang. Tapi jika tidak, jauhkanlah semuanya itu. Jangan memakai titel orang kristen jika Anda masih suka dengan pornografi (itu menjadi batu sandungan buat orang lain yang belum percaya). Jangan menggunakan jubah orang kristen jika Anda masih suka dengan minuman keras. Adat, seseorang yang saya kenal memberi alasan. Jangan jadikan adat sebagai pembenaran.
Saya pernah melihat sebuah film mengenai orang Rumania yang memelihara tradisi mereka selama beratus tahun untuk mencarikan istri bagi anak lelaki mereka yang berusia sepuluh tahun. Bagaimana mereka melakukannya? Mereka akan mencari sebuah keluarga dengan seorang gadis kecil, membunuh kedua orangtuanya, lalu menculik gadis tersebut untuk mereka pelihara dan jadi istri bagi anak lelaki mereka. Pada akhirnya nanti, si gadis tumbuh dewasa dan ikut melakukan hal yang sama bagi calon istri putranya kelak. Itulah tradisi. Apakah boleh kita membenarkan hal tersebut atas nama adat?
Jauhkanlah minuman keras. Jangan biarkan obat terlarang menjeratmu. Jangan biarkan dirimu kecanduan sesuatu yang menjauhkan dirimu dengan Tuhan. Apapun itu. Jangan rusak tubuh rohanimu. Pornografi, gosip, pemberhalaan, ketidakjujuran, perselingkuhan, keserakahan, kata-kata kotor, iri hati, .. tambahkan terus daftarnya.
Jangan biarkan tubuh rohani kita tergeletak sekarat tidak sadar sementara tubuh fisik kita bekerja, kuliah, makan, minum, tidur, jalan-jalan ke mall, tertawa oleh hiburan dunia, merasa bahagia, padahal tubuh rohani kita sudah nyaris mati. Saat Anda merasa marah, iri hati, dengki, penuh dengan kebencian, prasangka, sombong, menjelekkan orang lain, penuh kritik, tidak puas, hidup dalam permusuhan, tidak bicara dengan seseorang selama bertahun-tahun, menilai tinggi diri sendiri, memberhalakan harta, penampilan, mencintai diri sendiri, hobi, mengutamakan karier, keluarga, hati-hati, itu tandanya tubuh rohani kita sedang tergeletak tidak sadar.
Lalu bagaimana, apakah masih ada harapan untuk kita? Tuhan punya kuasa untuk melepaskan ikatan yang membelenggu hidup kita selama ini. Yang harus kita lakukan hanyalah membiarkan Ia melakukannya.
Tapi tidak mungkin, Anda berkata, sudah lama sekali tubuh rohani saya sekarat. Bahkan mungkin sekarang telah mati. Namun ingatlah Lazarus! Ia juga sudah mati, tapi Tuhan membangkitkannya kembali, memanggil namanya dan saat itu juga ia hidup serta berjalan pada Nya!
Buluh yang patah terkulai tidak akan di putuskan Nya, sumbu yang pudar nyalanya tidak akan di padamkan Nya.
Ia mengasihi Anda, dan Ia akan menghidupkan kembali tubuh rohani Anda. Dengarlah Ia memanggil nama Anda seperti Ia memanggil nama Lazarus. Bangunlah dari tidur Anda yang panjang dan hampirilah Ia. Bangkitlah dari kematian tubuh rohani Anda dan datanglah pada Nya yang memanggil Anda. Lalu pulihkanlah tubuh rohani Anda.
Minumlah air yang Ia tawarkan, makanlah roti yang Ia hidangkan. Makan dan minumlah secara teratur. Jangan lupa vitamin dan latihan ibadah rohani. Anda akan terkejut menyadari betapa selama ini Anda mengabaikan kebutuhan tubuh rohani Anda.
Sekarang, izinkan saya menagih jawaban untuk pertanyaan saya di awal tadi.
Bagaimana dengan kebiasaan Anda?
(tulislah kisah Anda memberi makan tubuh rohani Anda dalam satu minggu, namun ubah kata tertentu seperti kisah di awal, lalu bayangkan itu terjadi pada tubuh fisik Anda, Anda akan heran melihat betapa Anda sangat pilih kasih antara tubuh fisik Anda dan tubuh rohani Anda)
Tuhan Yesus memberkati.. :)
Sumber: rumah renungan